LAPORAN PRATIKUM KIMIA “Mengkaji Pengaruh Zat Terlarut pada Titik Beku” Louis D’Broglie / XII IPA 2    Oleh :           ...

Contoh Laporan Pratikum Kimia...





LAPORAN PRATIKUM KIMIA
“Mengkaji Pengaruh Zat Terlarut pada Titik Beku”


Louis D’Broglie / XII IPA 2
   Oleh :
                 1. B.Ario Catur
                 2. Daud Kurnia T.
                 3. Kristiawan A.
                 4. William Sectio

SEKOLAH MENENGAH ATAS KATOLIK HIKMAH MANDALA BANYUWANGI
Jl.Jaksa Agung Suprapto No.74
2016/2017




A. TUJUAN PRATIKUM
            Untuk mengetahui pengaruh zat terlarut pada titik beku dan faktor yang mempengaruhinya.
B. DASAR TEORI
            1. Larutan
            Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atausolven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
2.    Penurunan Titik Beku
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0 °C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada konsentrasi partikel dalam larutan. Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0C dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0C melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah 0C itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Jika suatu pelarut ditambah zat terlarut, maka titik beku larutan akan turun sesuai dengan jumlah partikel zat terlarut. Untuk jumlah zat nonelektrolit dan zat elektrolit terlarut sama, maka titik beku larutan elektrolit akan lebih rendah karena jumlah partikel zat elektrolit lebih banyak.
DTf = kf . m
DTf = penurunan titik beku larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal pelarut
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit persamaan untuk penurunan titik beku  harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :
ΔTf = kf . m [1+(n-1) α]
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi

C. METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan :

1.         Termometer
2.         Timbangan
3.         Gelas ukur
4.         Gelas kimia
5.         Pengaduk kaca
6.         Tabung reaksi (4 buah)
7.         Rak tabung reaksi
8.         Es batu (secukupnya)
9.         Garam kasar (secukupnya)
10.       Nacl (1m dan 2m)
11.       CO(NH2)2 (1 m dan 2m)
12.       Air suling

Cara kerja :
1. Masukkan butiran kecil es ke dalam gelas plastik sampai kira-kira tiga seperempat bagian. Tambahkan 8 sendok makan garam dapur, lalu aduk. Inilah campuran pendingin.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling kira-kira setinggi 4 cm. Masukkan tabung itu ke dalam campuran pendingin. Masukkan pengaduk kaca ke dalam tabung reaksi dan gerakkan turun-naik dalam air suling hingga seluruhnya membeku.
3. Keluarkan tabung dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung mencair sebagian. Ganti pengaduk dengan termometer. Dengan hati-hati, aduklah campuran dalam tabung dengan termometer secara turun-naik. Kemudian bacalah termometer dan catat suhu campuran es dan air itu.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan larutan urea dan NaCl, masing-masing dengan konsentrasi 1 m dan 2 m, sebagai pengganti air suling.
(Jika es dalam campuran pendingin sudah banyak yang mencair, buatlah lagi campuran pendingin seperti di atas).


D. HASIL PENGAMATAN DAN ANALISA DATA
Hasil Pengamatan :
Titik beku air suling : 0 C
Titik beku larutan :
No.
Zat terlarut
Kemolalan
Titik beku (C)
1.
CO(NH2)2
1 m
-1.4C
2.
CO(NH2)2
2 m
-0.5C
3.
NaCl
1 m
-1.2C
4.
NaCl
2 m
-1C

Menganalisis dan Menafsirkan Data :
1. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni (lebih tinggi, lebih rendah, atau sama)?
2. Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan urea terhadap :
a. titik beku larutan?
b. penurunan titik beku larutan?
3. Bagaimanakah pengaruh kemolalan larutan NaCl terhadap :
a. titik beku larutan?
b. penurunan titik beku larutan?
4. Pada kemolalan yang sama, bagaimanakah pengaruh natrium klorida (elektrolit) dibandingkan dengan pengaruh urea (nonelektrolit) terhadap :
a. titik beku larutan?
b. penurunan titik beku larutan?
Menurut Anda apakah yang menyebabkan perbedaan itu?
5.        Kesimpulan apa yang dapat ditarik  dari kegiatan ini?

E. PEMBAHASAN

    Jawaban :
1.      Titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan  titik beku pelarut murni. Hal ini dapat disebabkan karena titik beku yang lebih tinggi ialah zat pelarut yang membeku terlebih dahulu kemudian baru zat terlarutnya.
Penambahan zat terlarut (larutan) akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi sehinnga zat terlarut akan semakin rendah titik bekunya dan membeku lebih lama dari pada pelarut.
2.      a. Semakin besar molalitasnya maka titik bekunya semakin rendah.
b. Besarnya penurunan titik beku sebanding dengan konsentrasi molal. Jadi apabila konsentrasinya besar maka harga penurunan titik bekunya besar juga.
3.      a. Semakin tinggi kemolalan NaCl, maka semakin rendah titik bekunya karena larutan NaCl merupakan larutan elektrolit .
b. Semakin tinggi kemolalan NaCl, semakin besar penurunan titik bekunya karena selain dipengaruhi kemolalan penurunan titik bekunya dipengaruhi oleh jenis larutannya.
4.      a. Pada kemolalan yang sama, pengaruh NaCl dibanding dengan urea terhadap titik beku larutan adalah berbeda, titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah dari pada larutan non elektrolit (Urea).
b. Pada kemolalan yang sama, pengaruh NaCl dibanding dengan urea  penurunan titik beku larutan elektrolit (Nacl) lebih besar dari pada larutan non elektrolit (Urea), karena Nacl termasuk elektrolit sementara urea termasuk non elektrolit,  jadi urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul.

v  Disebabkan karena zat elektrolit (NaCl) sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion, sedangkan zat non elekrolit tidak dapat diionisasikan. Pada konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel yang lebih banyak dibandingkan dengan larutan non elektrolit (urea).
  
F. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kami telah lakukan, kami menyimpulkan bahwa semakin besar molalitas larutan maka semakin tinggi penurunan titik beku larutan. Semakin banyak waktu yang diberikan maka semakin rendah titik beku yang dihasilkan.
Penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan jumlah partikel zat, kemolalan larutan, massa zat terlarut dan massa pelarutnya dalam larutan sehingga makin besar jumlah partikel zat, maka makin besar penurunan titik beku larutan.
Pada percobaan kami, hasil yang kami yang dapatkan kurang cocok dengan hasil yang diharapkan yaitu suhu dari larutan NaCl yang lebih tinggi daripada urea, hal ini dapat disebabkan karena kemungkinan termometer yang digunakan belum dalam keadaan yang stabil, dan ketika mengukur suhu larutan besar kemungkinan terjadi penambahan suhu dari luar ketika tabung reaksi dikeluarkan dari es.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0ºC, sehingga ketika sebuah tabung reaksi diletakkan di dalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0ºC dengan larutan uji yang ada di  dalam tabung reaksi. Penambahan garam disini merupakan salah satu penerapan dari sifat koligatif larutan. Pada percobaan ini kita mengetahui adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni.

G. DAFTAR PUSTAKA

http://inekesyanisha.blogspot.co.id/2012/09/laporan-kimia-mengukur-titik-beku.html
asmaul-aja.blogspot.com
getupbangkit.blogspot.com
Purba, Michael.2007.Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga

                                                                       LAMPIRAN


0 comments: